Selasa, 08 Januari 2013

Umat Wahidah





Ummatan
(Komponen Umat)

1.  Tempat Hidup dan Sumber Penghidupan
“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai disana sekumpulan (Ummatan) orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang sekumpulan orang itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (menahan ternaknya).  Musa berkata: “Apakah maksudmu dengan berbuat begitu?”.  Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut usia”.
QS. Al-Qashash(28):23

2.  Anggota Umat
a.    Tunduk-Patuh (Islam) kepada Allah
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk-patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk-patuh (Ummatan Muslimatan) kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami tat-cara dan tempat-tempat ibadat bagi kami, dan terimalah taubat kami.  Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
QS. Al-Baqarah(2):128

b.    Percaya (Iman) kepada Rasul
“Tidak (dapat) suatu umatpun (Ummatin) mengetahui ajalnya, dan tidak (dapat pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu)”.
“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut.  Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya (Ummatan Rasuluha), umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain.  Dan Kami jadikan mereka buah-tutur (aHadits) manusia, maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman”.
QS. Al-Mu’minuun(23):43-44

3.  Kesatuan Sistem Hidup
a.    Ibadah dan Taqwa hanya kepada Allah
“(48)  Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Al-Furqan dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa”.
“…”
“(92)  Sesungguhnya ini (para nabi dan rasul) adalah umat kamu semua, umat yang satu (Ummatan Wahidah) dan Aku adalah Tuhanmu, maka beribadahlah padaku”.
“(93)  Dan mereka (pengikut nabi) telah memotong-motong (wa-taqoth-tho’u) urusan (agama) mereka diantara mereka.  Kepada Kamilah masing-masing  itu akan kembali”.
“(94)  Maka barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu, dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya”.
QS. Al-Anbiyaa’(21):48-94

“(23)  Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: “Hai kaumku, ibadahilah olehmu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia.  Maka mengapakah kamu tidak bertaqwa kepada-Nya”.
“…”
“(52)  Sesungguhnya ini (para nabi dan rasul) adalah umat kamu semua, umat yang satu (Ummatan Wahidah) dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku”.
“(53)  Maka mereka (pengikut nabi) telah memotong-motong (fa-taqoth-tho’u) urusan (agama) mereka diantara mereka menjadi beberapa potongan (zuburo).  Setiap golongan (hizb = penggolongan karena peng-kotak-an urusan) merasa bangga (farihun) dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)”.
“Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu”.
QS. Al-Mu’minuun(23);23-53

b.    Hukum, Syariat, dan Fastabiqul Khairat
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) dengan membawa kebenaran (haq), membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitak-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa (nafsu) mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.  Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan syariat (aturan) dan manhaj (jalan yang terang).  Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (Ummatan Wahidah)), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan (fastabiqul khairat).  Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semua, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan”.
“dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti keinginan (Hawa) mereka.  Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.  Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka.  Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik (fasiqun)”.
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin”.
QS. Al-Maa-idah(5):48-50

c.    Menepati Perjanjian
“Sesunggunya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkan dan permusuhan.  Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu).  Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang telah di pintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali, kamu menjadikan sumpah(perjanjian)mu sebagai alat penipu diantaramu, disebabkan ada satu umat (ummatun) yang lebih banyak jumlahnya dari umat (ummatin) yang lain.  Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu.  Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu”
 “Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (Ummatan Wahidah) (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang di kehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.  Dan sesungguhnya kamu akan di tanya tentang apa yang kamu kerjakan (amal)”.
QS. An-Nahl(16):90-93, teruskan sampai ayat 100

d.    Sabar dalam Kebaikan (Ihsan) dan Berbagi Kasih Sayang (Rahmat)
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan (muhsinin)”.
“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa (mujrimin)”.
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan (muhsinin)”.
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu (Ummatan Wahidah), tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat”.
“Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.  Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.  Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan (Tammat Kalimatur Rabbika).  Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya”.
QS. Huud(11):115-119

 “Dan mereka berkata: “Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dari dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?”.
Apakah mereka yang membagi rahmat Tuhanmu?  Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagiaan mereka atas sebahagiaan yang lain beberapa derajat, agar sebahagiaan mereka dapat mempergunakan sebahagiaan yang lain.  Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (Ummatan Wahidah) (dalam kekafiran), tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya”.
“Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan diatasnya”.
“Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka).  Dan sesungguhnya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.
QS. Az-Zukhruf(43):31-35

e.    Tidak Berselisih, Dengki dan Zalim
“Manusia dahulunya hanyalah satu umat,(Ummatan Wahidah)  kemudian mereka berselisih.  Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Allah sejak dahulu (Kalimatun Sabaqat), pastilah telah diberi keputusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan itu”.
QS. Yunus(10):29

 “Manusia itu adalah umat yang satu (Ummatan Wahidah), (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang berisi Kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.  Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki diantara mereka sendiri.  Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya.  Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang di-kehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (shirothol mustaqim)”.
QS. Al-Baqarah(2):213

“Demikianlah Kami wahyukan (AuHaiNa) kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya, serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya.  Segolongan (fariiqon = penggolongan yang tidak mungkin lagi disatukan, atau pecah-belah) masuk surga dan segolongan masuk neraka”.
“Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (Ummatan Wahidah) (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang di-kehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya.  Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong”.
“Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah?.  Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
QS. Asy-Syuura(42):7-9

4.  Benar dan Adil
“Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?”.  Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus (sirothim Mustaqim)”.
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu, umat yang adil dan pilihan (Ummatan Wa SaThoo) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.  Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti rasul dan siapa yang membelot.  Dan sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.  Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia”.
QS. Al-Baqarah(2):142-143, teruskan sampai ayat 157
Catatan:
Ummatan Wa Sathoo adalah ummat yang aktifitas kehidupannya menampilkan Kebenaran dan Keadilan sehingga terpilih sebagai saksi dan pembanding bagi perbuatan seluruh manusia yang menyimpang dari Kebenaran dan Keadilan, baik di dunia maupun di akhirat.

5.  Keteladan, Kepatuhan, Hanif (Lurus), dan Syukur
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang Imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah (Ummatan Qonita Lillah) dan hanif.  Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)”.
“(lagi) yang mensyukuri ni’mat-ni’mat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus (Sirothim Mustaqim)”.
“Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia.  Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.  Kemudian Kami wahyukan (AuHaiNa) kepadamu (Muhammad): “Ikutilah milata Ibrahim seorang yang hanif”, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”.
“Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya.  Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu”.
QS. An-Nahl(16):120-124



Ummatun
(Fungsi Umat)

1.  Mengikuti Milah atau Prosedur Hidup Ibrahim yang Lurus (Hanif)
“Dan tidak ada yang benci kepada Milah Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang sholeh”.
“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk-patuhlah!”.  Ibrahim menjawab: “Aku tunduk-patuh kepada Tuhan semesta alam”.
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih Din (Sistem Hidup) ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri (Muslimun)”.
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu ibadahi (ta’ati) sepeninggalanku?”.  Mereka menjawab: “Kami akan ber-ibadah kepada Ilah-mu dan Ilah nenek-moyangmu, Ibrahim, Isma’il, dan Ishaq, (yaitu) Ilah Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk-patuh kepada-Nya”.
“Itu adalah umat (Ummatun) yang lalu, baginya apa yang telah diusahakannya (kasabat) dan bagimu apa yang telah kamu usahakan, dan kamu tidak akan dimintai pertanggung-jawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan (ya’malun)”.
QS. Al-Baqarah(2):130-134

“Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut din Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”.  Katakanlah: “Tidak, bahkan (kami mengikuti) din Ibrahim yang lurus (hanif).  Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”.
“Katakanlah (hai orang-orang mu’min): “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak-susunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan ‘Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya.  Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk-patuh kepada-Nya”.
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu).  Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka.  Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
“Shibghoh Allah.  Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah?.  Dan hanya kepada-Nya-lah kami ber-ibadah”.
“Katakanlah: “Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu, bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya-lah kami mengikhlaskan (memurnikan) ibadah kami”.
“ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya adalah penganut din Yahudi atau Nasrani?.  Katakanlah: “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?”.  Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan”.
“Itu adalah umat (Ummatun) yang lalu, baginya apa yang telah diusahakannya (kasabat) dan bagimu apa yang telah kamu usahakan, dan kamu tidak akan dimintai pertanggung-jawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan (ya’malun)”.
QS. Al-Baqarah(2):141

2.  Memberi Petunjuk dan Menjalankan Keadilan
“Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat (ummatun) yang memberi petunjuk dengan Haq, dan dengan Haq itu (pula) mereka menjalankan keadilan”.
QS. Al-A’raaf(7):181

“Dan di antara komunitas (qoumi) Musa itu ada umat (ummatun) yang memberi petunjuk dengan Haq, dan dengan Haq itu (pula) mereka menjalankan keadilan”.
QS. Al-A’raaf(7):159

“Mereka itu tidak sama, di antara ahli kitab itu ada golongan (Ummatun) yang berlaku tegak-lurus (qooimah), mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sholat).  Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan bersegera kepada (mengerjakan) kebaikan (khairat), mereka itu termasuk orang-orang yang soleh.  Dan apa saja kebaikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahalanya), Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa”.
QS. Ali-Imran(3):113-115

3.  Saling Nasehat-Menasehati
“Dan (ingatlah) ketika suatu umat (ummatun) di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati komunitas (qouman) yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?”.  Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung-jawab) kepada Tuhanmu), dan supaya mereka bertakwa”
“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik
“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya.  Kami katakana kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina!”.
QS. Al-A’raaf(7):164-166

4.  Menyeru kepada Kebaikan, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan (Ummatun) yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
QS. Ali-Imran(3):104

5.  Menjalankan Hukum dan Syariat
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil, dan Al-Qur’an yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.  Dan di antara mereka ada golongan (Ummatun) yang pertengahan (muqtashidah).  Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka”.
QS. Al-Maa-idah(5):66
Nilai Tengah = antara nilai atas dengan nilai bawah




Ummatin
(Identitas Umat)

1.  Memiliki Ajal (Batas Waktu)
Setiap umat (Ummatin) mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannnya”.
QS. Al-A’raaf(7):34

“Tidak (dapat) suatu umatpun (Ummatin) mengetahui ajalnya, dan tidak (dapat pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu)”.
“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut.  Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya (Ummatan Rasuluha), umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain.  Dan Kami jadikan mereka buah-tutur (aHadits) manusia, maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman”.
QS. Al-Mu’minuun(23):43-44

“Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu (Ummatin) yang ditentukan, niscaya mereka berkata: “Apakah yang menghalanginya?”.  Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya”.
QS. Huud(11):8

 “Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu (Ummatin) lamanya: “Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) mena’birkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya)”.
QS. Yusuf(12):45

2.  Memiliki Tuhan Yang di-Ibadahi
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (Ummatin) (untuk menyerukan): “Beribadahlah kepada Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.  Maka berjalanlah (survei) di muka bumi dan perhatikanlah (teliti dan amati) bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”.
QS. An-Nahl(16):36

3.  Memiliki Rasul (Utusan Tuhan)
Setiap umat (Ummatin) mempunyai rasul, maka apabila telah datang rasul mereka, diberi keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.  Mereka mengatakan: “Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika kamu orang-orang yang benar?”.  Katakanlah: “Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah (ma sya Allah)”.  Setiap umat (Ummatin) mempunyai ajal.  Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.
QS. Yunus(10):47-49
“Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?”.  Dan Kami datangkan dari setiap umat (Ummatin) seorang saksi, lalu Kami berkata: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang Haq itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan”.
QS. Al-Qashash(28):74-75

“Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari setiap umat (Ummatin) seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta ma’af”.
“Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan azab, maka tidaklah diringankan azab bagi mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh”.
“Dan apabila orang-orang musyrik melihat (yang dijadikan) sekutu-sekutu (bagi Allah), mereka berkata: “Ya Tuhan kami mereka adalah sekutu-sekutu yang dahulu kami ibadahi (ta’ati) selain dari Engkau”.  Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta”.
“Dan mereka menyatakan ketundukkannya kepada Allah pada hari itu, dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan”.
“Orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan, disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan”.
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat (Ummatin) seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia.  Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan (bayyinat) segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (muslimin)”.
QS. An-Nahl(16):84-89

“Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari setiap ummat (Ummatin(m)) dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).  Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun”.
QS. An-Nisaa’(4):41-42

4.  Memiliki Nadzir (Pemberi Peringatan)
 “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.  Dan tidak ada suatu umatpun (Ummatin) melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan (nadzir).  Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya), kepada mereka telah datang rasul-rasulnya dengan membawa Penjelasan (bayyinat), Zuburi (Hasil Kerja Rasul), dan Al-Kitab yang memberi penjelasan yang sempurna (Mubin).  Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir, maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaan-Ku”.
QS. Faathir(35):24-26

5.  Memiliki Wahyu (Informasi Murni, Benar, dan Objektif)
“Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat (Ummatin) yang sungguh telah berlalu beberapa umat (Umamun) sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al-Qur’an) yang Kami wahyukan (AuHaiNa) kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.  Katakanlah: “Dialah Tuhanku tidak ada ilah (yang berhak diibadahi) selan Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat”.
QS. Ar-Rad(13):30

6.  Memiliki Mansakan (Tata-Cara atau Standar Operasinal Pekerjaan)
“Bagi setiap umat (Ummatin) telah Kami tetapkan Tata-Cara (mansakan) tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (amri) ini dan serulah kepada ((din) Tuhanmu.  Sesungguhnya kamu berada pada petunjuk yang lurus (Hudammustaqim).  Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah: “Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan”. Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang dahulu kamu berselisih padanya.  Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?, bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab.  Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”.
QS. Al-Hajj(22):67-70

7.  Memiliki Larangan
a.    Larangan Mengikuti Budaya Leluhur yang Pendusta
“Atau adakah Kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum Al-Qur’an, lalu mereka berpegang dengan kitab itu?”.  Bahkan mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami berpegang kepada suatu kitab (Ummatin), dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka”.  Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami berpegang kepada suatu kitab Ummatin) dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”.  (Rasul itu) berkata: “Apakah (kamu akan mengikuti juga) sekalipun aku membawa untukmu (kitab) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada kitab yang kamu dapati dari bapak-bapakmu?”.  Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami mengingkari (kafirun) apa-apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya”.  Maka Kami binasakan mereka, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu”.
QS. Az-Zukhruf(43):21-25

b.    Larangan Berbuat Bathil
“Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan (rasul) dan setiap umat (Ummatin) telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang bathil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu.  Aku azab mereka, maka betapa (pedihnya) azab-Ku.  Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan azab Tuhanmu terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka”.
QS. Al-Mu’min(40):5-6

c.    Larangan Memaki Tuhan Umat Lain
“Dan janganlah kamu memaki ilah-ilah yang mereka seru selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.  Demikianlah Kami jadikan setiap umat (Ummatin) menganggap baik pekerjaan mereka.  Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”.
QS. Al-An’aam(6):108

8.  Memiliki Status Terbaik (The Best)
“Kamu (Muhammad dan para sahabat) adalah umat (Ummatin) yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.  Sekiranya Alhi Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (fasiqun)”.
QS. Ali’Imran(3):110

9.  Memiliki Hasil Kerja
“Dan (pada hari itu) kamu lihat setiap umat (Ummatin) berlutut.  Setiap umat (Ummatin) dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya.  Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.  (Allah berfirman): “Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan (yanthiqo) tentang kamu dengan benar”.  Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan”.
QS. Al-Jatsiyah(45):28-29



ummatUn-ummatIn-ummatAn

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang telah di pintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali, kamu menjadikan sumpah(perjanjian)mu sebagai alat penipu diantaramu, disebabkan ada satu umat (ummatun) yang lebih banyak jumlahnya dari umat (ummatin) yang lain.  Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu.  Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu”
“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (ummatan wahidah), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.  Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan”.
QS. An-Nahl(16):92-93


Kunjungi:

elibisis.perpustakaan.ipb.ac.id
repository.ipb.ac.id

untuk menambah wawasan ilmu pertanian