Mengenal Penyebab Perpecahan Umat

A. Memotong Urusan (Perintah)
A.1. Memotong Urusan
“(48)  Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Al-Furqan dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa”.
“…”
“(92)  Sesungguhnya ini (para nabi dan rasul) adalah umat kamu semua, umat yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka beribadahlah padaku”.
“(93)  Dan mereka (pengikut nabi) telah memotong-motong (wa-taqoth-tho’u) urusan (amru) mereka diantara mereka.  Kepada Kamilah masing-masing  itu akan kembali”.
“(94)  Maka barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu, dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya”.
"..."
"(104)  (Yaitu) pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas.  Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya lagi.  Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang melaksanakannya".
"(105)  Dan sungguh telah Kami tulis  di dalam Zabuuri sesudah (Kami tulis dalam) Dzikri, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang sholeh".
QS. Al-Anbiyaa’(21):48, teruskan sampai ayat 112

Pelajaran:
Urusan din belum diketahui dan dikerjakan secara menyeluruh (kaffah), sudah di potong.  Maka Allah yang memberi keputusan terhadap mereka.

A.2. Memotong Urusan sehingga Zuburo, Hizb dan Farihun
“(23)  Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: “Hai kaumku, ibadahilah olehmu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia.  Maka mengapakah kamu tidak bertaqwa kepada-Nya”.
“…”
"(51)  Hai rasul-rasul, maknlah dari makanan yang baik-baik (thoyyib), dan kerjakanlah amal yang sholeh.  Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
“(52)  Sesungguhnya ini (para nabi dan rasul) adalah umat kamu semua, umat yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku”.
“(53)  Maka mereka (pengikut nabi) telah memotong-motong (fa-taqoth-tho’u) urusan (amru) mereka diantara mereka menjadi beberapa potongan (zuburo).  Setiap golongan (hizb) merasa bangga (farihun) dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)”.
“Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu”.
"..."
"(71)  Andaikata kebenaran itu menuruti kemauan (Hawa) mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada didalamnya.  Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka Dzikri (kebanggaan) mereka, tetapi mereka berpaling dari Dzikri (kebanggaan) itu".
QS. Al-Mu’minuun(23);23, teruskan sampai ayat 77

Pelajaran:
Urusan din belum diketahui dan dikerjakan secara menyeluruh (kaffah) telah dipotong, sehingga kehidupannya terkotak (hizb) oleh urusan yang terpotong (Zuburo) tersebut, kemudian hal itu dibanggakan (Farihun).  Maka golongan yang seperti ini termasuk Golongan Sesat, biarkanlah mereka hidup dalam kesesatannya.
Pada zaman sekarang abad 20, banyak sekali kelompok-kelompok yang mengaplikasikan Islam secara parsial sesuai kemauan(hawa)-nya.

B. Memecah-Belah Din

B.1. Memecah-Belah Din sehingga SyiYa'A
“(159)  Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah (farroquu) din-nya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan (SyiYa’A), tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka.  Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat”.
“(160)  Barangsiapa membawa kebaikan maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat kebaikan, dan barangsiapa yang membawa kejelekan, maka ia tidak di beri balasan melainkan seimbang dengan kejelekannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya”.
QS. Al-Al’aam(6):159, teruskan sampai ayat 165

“(83)  Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar segolongan (SyiYa’Atihi) (dengan Nuh)”
"(84) (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhan-nya dengan Qolbun Saliim (Hati yang selamat)"
"(85)  (Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang ibadahi itu?".
"(86)  Apakah kamu menghendaki ilah-ilah selain Allah dengan jalan berbohong?"
"(87)  Maka apakah anggapanmu terhadap Tuhan Semesta Alam?"
QS. Ash-Shaaffaat(37):83, teruskan sampai ayat 113.

Pelajaran:
Urusan din belum di ketahui dan dikerjakan secara menyeluruh, di pecah-belah oleh seseorang yang dijadikan figur, dan golongan ini hanya hidup berputar di sekitar pengetahuan figur tersebut.  Maka biarkanlah mereka, karena mereka bukan tanggung-jawab kita, mereka adalah tanggung-jawab dari figurnya.  Mereka belum terkotak (hizb) dan belum berbangga (farihun).

B.2. Memecah-Belah Din sehingga SyiYa’A, Hibz, dan Farihun
"(28)  Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri.  Apakah ada diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rizki yang telah Kami berikan kepadamu, maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rizki itu, kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri?.  Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat (fakta-fakta) bagi kaum yang berakal (ya'qilun)"
"(29)  Tetapi orang-orang yang Zalim, mengikuti keinginan (Hawa) tanpa ilmu pengetahuan, maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah?.  Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun".
“(30)  Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada din (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.  Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.  (Itulah) din yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
“(31)  dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwa kepada-Nya, serta dirikanlah sholat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah”.
“(32)  yaitu (bagian dari) orang-orang yang memecah-belah (farroqu) agama (din) mereka dan mereka menjadi beberapa golongan (SyiYa’A).  Tiap-tiap golongan (Hizb) merasa bangga (farihun) dengan apa yang ada pada mereka”.
QS. Ar-Ruum(30):28-32

Pelajaran:
Urusan din belum diketahui dan dikerjakan secara menyeluruh (kaffah), sudah di pecah-belah oleh seseorang yang dijadikan figur (SyiYa'A) dan mereka terkotak (Hizb) oleh pengetahuan figur tersebut, kemudian kondisi ini dibanggakan (Farihun).  Maka inilah golongan musyrik, musuh umat wahidah (Islam). 

QOTHTHO’U

“Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) nafkah yang besar dan tidak melintasi (yaqtho’un) suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal sholeh pula), karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (amal)”.
QS. At-Taubah(9):121
Pelajaran:
Qoththo'u berhubungan dengan masalah perjalanan amal.

“Dan mereka Kami bagi (wa-qoththo’nahum) menjadi dua belas suku (Umaman) yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan (AuHaiNa) kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu”.  Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air.  Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing.  Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa (Kami berfirman): “Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rizkikan kepadamu”.  Mereka tidak menganiaya (men-zalimi) Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya (zalim) dirinya sendiri.
QS. Al-A’Raaf(7):160
Pelajaran:
Qoththo'u berhubungan dengan membagi menjadi beberapa bagian yang lebih sedikit (kecil).
Jika Q = Qoumi (Komunitas), dan U = Umaman (Suku)
maka Q = U1 + U2 + ... + U12

“Maka mereka Kami bagi (fa-qoththo’nahum) di dunia ini menjadi beberapa komunitas (umaman), di antaranya ada orang-orang yang sholeh dan di antaranya ada yang tidak demikian.  Dan Kami coba mereka dengan (ni’mat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)”.
QS. Al-A’Raaf(7):168
Pelajaran:
Qoththo'u berhubungan dengan masalah amal sholeh atau tidak sholeh. 

Fasik
“…Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan (yaqtho’u) apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi.  Mereka itulah orang-orang yang rugi”.
QS. Al-Baqarah(2):26-27
 “Dan orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan (yaqtho’u) apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi.  Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk”.
“Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.  Mereka bergembira (farihu) dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)”.
“Orang-orang kafir berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mu’jizat) dari Tuhannya?”.  Katakanlah: “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat (kembali) kepada-Nya”.
QS. Ar-Ra’d(13):25-27”
Pelajaran:
Qoththo'u berhubungan dengan ketidak-kontinuan dalam melaksanakan perintah Allah,.

Zalim
"Lalu orang-orang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka.  Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang zalim itu siksa dari langit, karena mereka selalu berbuat fasik".
QS. Al-Baqarah(2):59 
“Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan (faquthi’a) sampai ke akar-akarnya.  Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”.
QS. Al-An’aam(6):45

“Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati  (qulub) mereka, kecuali bila hati mereka telah hancur (taqoththo’a).  Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
QS. At-Taubah(9):110 
Pelajaran:
Ke-fasik-an yang dilakukan terus-menerus akan menyebabkan ke-zalim-an, yaitu mengganti perintah (aturan) dengan perintah baru yang sesuai dengan ke-fasik-annya.


Kesimpulan:
Qoththo'u adalah memotong menjadi beberapa bagian sehingga  tidak utuh lagi.
Pernyataan:
Jadikanlah diri kita selalu melaksanakan perintah-perintah Allah secara sambung-menyambung (terintegrasi) dan menyeluruh (komprehensif atau kafah)

ZUBURO

“Dzulqarnaen berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka”.
“Berilah aku potongan-potongan (zuburo) besi.  Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu.  Berkatalah Dzulqarnaen: “Tiuplah api itu”.  Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu”.
“Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya”.
QS. Al-Kahfi(18):95-97
Pelajaran:
Zuburo berhubungan dengan hasil yang berupa potongan-potongan.

“Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan (Zuburi)”.
“Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis”.
QS. Al-Qamar(54):52-53
Pelajaran:
Zuburo berhubungan dengan hasil yang berupa buku-catatan kecil atau besar. 

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu (NuHi) kepada mereka, maka tanyakanlah kepada Ahlal Dzikri jika kamu tiada mengetahui, keterangan-keterangannya (bayyinat) dan kitab-kitabnya (zuburo).  Dan Kami turunkan kepadamu Dzikro, agar kamu menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirnya”.
QS. An-Nahl(16):43-44
Pelajaran:
Zuburo berhubungan dengan hasil yang berupa kitab-kitab. 

Kesimpulan:
Zuburo adalah Produk atau hasil pemilahan Urusan yang berisi Sumber Urusan yang Parsial (tidak menyeluruh). 
Pernyataan:
Jadikanlah Al-Qur'an dan Sunnah Nabi sebagai panduan hidup kita secara utuh (murni).

FARROQO 

“Dan berpeganglah kamu semuanya (jami’a) kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai (tafarroquu), dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah)  bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu (qulubikum), lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.  Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.
QS. Ali’Imran(3):103, baca terus sampai ayat 115

“Dan bahwa yang Kami perintahkan itu adalah jalan-Ku yang lurus (Shirothim Mustaqima), maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan (fata-farraqo) kamu dari jalan-Nya.  Yang demikain itu diperintahkan Allah agar kamu bertaqwa.
QS. Al-An’aam(6):153

“Bagaimana aku takut kepada ilah-ilah yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan ilah-ilah yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya.  Maka manakah di antara dua golongan (fariiqoini) itu yang berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui”.
QS. Al-An’aam(6):81

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru): “Ibadahilah Allah”.  Tetapi tiba-tiba mereka (menjadi) dua golongan (fariiqoni) yang bermusuhan”.
QS. An-Naml(27):45

 “Demikianlah Kami wahyukan (AuHaiNa) kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya, serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya.  Segolongan (fariiqon) masuk surga dan segolongan (fariiqon) masuk neraka”.
QS. Asy-Syuura(42):7

Sebahagian (fariiqon) diberi-Nya petunjuk dan sebahagian (fariiqon) lagi telah pasti kesesatan bagi mereka.  Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk”.
QS. Al-A’Raaf(7):30

“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam (mutafarriquun) itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”.
QS. Yusuf(12):39

“Dan Ya’qub berkata: “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lainan (mutafarriqoh), namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah.  Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah, kepada-nya-lah aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri”.
QS. Yusuf(12):67

“Lalu Kami wahyukan (AuHaiNa) kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”.  Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan (firqiin) adalah seperti gunung yang besar”.
QS. Asy-Sy’uaraa’(26):63

“Dan (ingatlah), ketika Kami belah (faraq) laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan”.
QS. Al-Baqarag(2):50

 “Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mu’min), untuk kekafiran dan untuk memecah-belah (tafriiqo) antara orang-orang mu’min serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu.  Mereka sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan”.  Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya)”.
QS. At-Taubah(9):107

“Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan (fariiqin) dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu.  Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,”.
QS. At-Taubah(9):117

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan (yufarriquu) antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) diantara yang demikian (iaman atau kafir), merekalah orang-orang kafir yang sebenar-benarnya.  Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.  Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan (yufarriqu) seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka balasannnya.  Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
QS. An-Nisaa’(4):150-152

“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik (ma’ruf) atau lepaskanlah (faariquu) mereka dangan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.  Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.  Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar (dari masalahnya). Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.  Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.  Sesungguhnya Allah mengadakan ketentuan-ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.
QS. Ath-Thalaaq(65):2-3

Kisah Musa, Harun dan Samiri:
“Harun menjawab: “Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang jenggutku dan jangan (pula) kepalaku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata kepadaku: “Kamu telah memecah (farroqta) antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku”.
QS. Thaahaa(20):94

Kisah Khidir dan Musa:
“Khidir berkata: “Inilah perpisahan (firooqu) antara aku dengan kamu, aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan (ta’wiili) yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”.
QS. Al-Kahfi(18):78

“dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang batil) dengan sejelas-jelasnya”.
QS. AAl-Mursalaat(77):4

“dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang (maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: “Manakah di antara kedua golongan (fariiqoini) (kafir dan mu’min) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuan(nya)?”.
QS. Maryam(19):73

“Perbandingan kedua golongan (fariiqoini) itu (orang-orang kafir dan orang-orang mu’min), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar.  Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)?”.
QS. Huud(11):24

“Sesungguhnya, ada segolongan (fariiqun) dari hamba-hamba-Ku berdo’a (di dunia): “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahman Yang Paling Baik”.
QS. Al-Mu’minuun(23):109

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikan sholat dan tunaikan zakat!”.  Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian (fariiqun) dari mereka (orang-orang munafik) takut kepada manusia (musuh)….”
QS. An-Nisaa’(4):77

“Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolongan-golongan (yatafarroquun)”.
QS. Ar-Ruum(30):14

“Orang-orang kafir yaitu ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al-Qur’an), di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.  Dan tidaklah berpecah-belah (Tafarroqo) orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.  Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah din yang lurus.  Sesungguhnya orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal didalamnya.  Mereka itu adalah seburuk-buruknya makhluk (syarrul bariyyah).  Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka adalah sebaik-baiknya makhluk (khairul bariyyah).  Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘And yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya.  Allah ridha terhadap mereka dan merekapun rhida kepada-Nya.  Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”.
QS. Al-Bayyinah(98):1-8

Kesimpulan:
Farroqo adalah Memecah-belah sehingga terpisah baik posisi (tempat) dan arahnya, yang akhirnya menjadi dua kelompok yang sangat berbeda dan tidak bisa disatukan, mu’min atau kafir, surga atau neraka.
Pernyataan:
Jadikanlah diri kita berkarakter mu'min. 

Penyebab Pecah-Belah
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan (fariiqun) dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya (aqolu = berakal), sedang mereka mengetahui (berilmu)”.
QS. Al-Baqarah(2):75

“Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan (fariiqon) yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebahagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah.  Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui (berilmu)”.
QS. Ali’Imran(3):78

“Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudara sebangsa) dan mengusir segolongan (fariiqon) daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan, tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu.  Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?.  Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka di kembalikan kepada siksa yang sangat berat.  Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”.
QS. AL-Baqarah(2):85

“Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan (fariiqun) mereka melemparkannya?  Bahkan sebahagian beasar dari mereka tidak beriman”.
“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebagian (fariiqun) dari orang-orang yang di beri kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)-nya seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu kitab Allah)”.
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaithan-syaithan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sualiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaithan-syaithan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).  Mereka mengerjakan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seseorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”.
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan (yufarriqu) antara seorang (suami) dengan istrinya.  Dan mereka itu tidak memberi mudharat dengan sihirnya itu kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah.  Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat.  Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarkan (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui”.
QS. AL-Baqarah(2):100-102

Fariiqon penyebab Ahzab (Hizb, golongan yang terkotak)
“Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati (qulb) mereka.  Sebahagian (fariiqon) mereka kamu bunuh dan sebahagiaan (fariiqon) yang lain kamu tawan”.
QS. Al-Ahzab(33):26

SYIYA'A

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum kamu kepada umat-umat (SyiYa'i) yang terdahulu”.
QS. Al-Hijr(15):10

Para Nabi:
“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar segolongan (syiya’atihi) (dengan Nuh)”.
QS. Ash-Shaaffaat(37):83
"Sesungguhnya telah ada Suri-Teladan yang baik (Uswatun-Hasanah) bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu ibadahi selain Allah, kami ingkari (kekafiran)-mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.  Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah".  (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali"
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir.  Dan ampunilah kami Ya Tuhan kami.  Sesunggguhnya Engkau, Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"
"Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan pengikutnya), ada Suri-Teladan yang baik (Uswatun-Hasanah) bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian.  Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia-lah yan Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
QS. Al-Mumtahanah(60):4-6
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu Suri-Teladan yang baik (Uswatun-Hasanah) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah".
QS. Al-Ahzab(33):21

“Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di kota itu dua orang lelaki yang berkelahi, yang seorang dari golongannya (SyiYa'Atihi), dan yang seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir’aun).  Maka orang dari golongannya (SyiYa'Atihi) meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu.  Musa berkata: “Ini adalah perbuatan syaithan, sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya)”.
Musa mendo’a: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya (Zolamtu) diriku sendiri karena itu ampunilah aku”.  Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
“Musa berkata: “Ya Tuhanku, demi ni’mat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa (Mujrimin)”.
QS. Al-Qashash(28):15-17

Bukan Nabi:
“Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya terpecah-belah (SyiYa’A), dengan menindas segolongan (Thoifah)  dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka, dan membiarkan hidup anak perempuan mereka.  Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”.
QS. Al-Qashash(28):4
"Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata.  Kepada Fir'aun, Haman dan Qorun, maka mereka berkata: "(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta".  Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata: "Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka".  Dan tipu daya orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah sia-sia (belaka)".
QS. Al-Mu'min(40):23-25 

“Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu dan dari bawah kakimu, atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (SyiYa’A) (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain.  Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahaminya (yafqohun)”.
“Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu besar adanya.  Katakanlah: “Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu”.
“Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada saat terjadinya (mustaqorrun) dan kelak kamu akan mengetahui”.
QS. Al-An’aam(6):65-67, teruskan sampai ayat 73.

“Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan  Kami bangkitkan mereka bersama syaithan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut”.
“Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan (SyiYa’Atin) siapa diantara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah”.
QS. Maryam(19):68-69 

Perhatikanlah Runtunan Ayat dibawah ini:
“(153)  Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus (Sirothim Mustaqima), maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain yang mencerai-beraikan (fatafarraoqo) dari jalan-Nya.  Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa”.
“…”
“(156)  (Kami turunkan Al-Kitab itu) agar kamu (tidak) mengatakan: “Bahwa Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan (Thoifataini)  saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca”.
“…”
“(159)  Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah (farroquu) din-nya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan (syiya’a = penggolongan karena figuritas orang, yaitu oleh Thoifah), tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka.  Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat”.
“(160)  Barangsiapa membawa kebaikan maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat kebaikan, dan barangsiapa yang membawa kejelekan, maka ia tidak di beri balasan melainkan seimbang dengan kejelekannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya
QS. Al-An’aam(6):153, teruskan sampai ayat 165
Pelajaran:
Thoifah menyebabkan terjadinya SyiYa’A.  Jadi kita harus memperhatikan apa yang mereka baca (apa sumber informasinya). 

Kesimpulan:
SyiYa'A adalah Pengelompokan manusia berdasarkan keteladanan (figuritas) seseorang, sehingga dalam aktifitas hidupnya selalu diwarnai oleh keteladanan (figuritas) orang tersebut.
Pengelompokan manusia berdasarkan figuritas seseorang yang bukan Kenabian selalu berganti dari masa ke masa,  sedangkan keteladanan (figuritas) berdasarkan Kenabian akan langgeng terus menerus sampai akhir Zaman.
Pada zaman sekarang abad 20, telah banyak sekali pengelompokan manusia berdasarkan figuritas seseorang yang bukan Nabi, baik dari kalangan muslim maupun non muslim.  Hendaklah yang kita jadikan teladan adalah Para Nabi, sedangkan orang yang bukan Nabi hanya berkewajiban menyampaikan Nilai-nilai Kenabian secara murni (utuh), tanpa di tambah-tambah atau di kurangi, apalagi dengan mendeklarasikan kelompok-kelompok eksklusif, mereka sudah terang-terangan ingin tampil beda (sejajar) dihadapan Allah dan Rasul-Nya, padahal sejak dulu para Nabi dan Rasul menyatakan Kami Semua Muslimun.  Jika figuritas seseorang yang bukan Nabi dan Rasul dijadikan sarana untuk mengenal Nabi dan Rasul, maka Allah akan membalasnya sesuai niatnya.  Jika terkotak (Hizb) oleh figuritas seseorang yang bukan Nabi dan Rasul, serta bangga (Farihun) dengan figuritas tersebut, maka Musyrik.
Pernyataan:
Jadikanlah para Nabi dan Rasul sebagai teladan.

HIZB

Hizbu-Allah lawan Hizbu-Syaiton
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan kaum yang dimurkai Allah sebagai teman?  Orang-orang itu bukan dari kaum kamu dan bukan (pula) dari kaum mereka.  Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui”.
“Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan”.
“Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah, karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan”.
Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah.  Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
“(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu, dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfa’at).  Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta”.
“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah Golongan Syaitan (Hizbu Syaitan).  Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi”.
“Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang hina.  Allah telah menetapkan: “Aku dan Rasul-rasul-Ku pasti menang”.  Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.
“Kamu tidak akan mendapai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling bekerja-sama (yuwaadu) dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka.  Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya.  Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surge yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya,  Allah ridho terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya.  Mereka itulah Golongan Allah (Hizbu Allah).  Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung”.
QS. Al-Mujaadilah(58):14-22

“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu murtad dari din-nya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai (yuhibbu) mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.  Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk-patuh (kepada Allah)”.
“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya Golongan Allah (Hizbu Allah) itulah yang pasti menang”.
QS. Al-Maa-idah(5):54-56

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah”.
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya (hizbah) supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.
“Orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang keras.  Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar”.
“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menggangap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya, maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
QS. Faathir(35):5-8

“Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan-golongan yang bersekutu (Ahzab), pasti akan dikalahkan”.
“Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu, kaum Nuh, A’ad, Fir’aun yang mempunyai tentara yang banyak”.
“dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah.  Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul)”.
“Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku”.
“Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang”.
“Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab”.
QS. Shaad(38):11-16 

Kisah Pemuda Kahfi
“(12) kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah diantara kedua golongan (Hizbaini) itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu)”
“…”
“(19) Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri.  Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)”.  Mereka (segolongan) menjawab: “Kita berada (disini) sehari atau setengah hari”.  Berkata (orang atau segolongan lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (disini).  Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berkata lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan hal ihwalmu kepada siapapun”
“…”
“(25)  Dan mereka tinggal dalam gua mereka Tiga Ratus Tahun dan di tambah Sembilan Tahun lagi (300 + 9 = 309)”
QS. Al-Kahfi(18):9-26

“Maka berselisihlan golongan-golongan (Ahzab) diantara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim (Zolamuu) ya’ni siksaan hari yang pedih (kiamat).  Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya.  Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”.
QS. Az-Zukhruf(43):65-67

Kesimpulan:
Hibz adalah pengelompokan manusia berdasarkan Sumber Informasi yang dijadikan Landasan dalam Sistem Hidupnya, Hizbu Allah atau Hizbu Syaithon.
Pernyataan:
Jadikanlah diri kita berkarakter Hizbu Allah.

FARIHUN

“Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka, merasa bangga (yafrohun) dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan diantara golongan yang bersekutu (ahzab) (Yahudi dan Nashrani), ada yang mengikuti sebahagiannya.  Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia.  Hanya kepada-Nya aku kembali”.
“Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur’an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab.  Dan seandainya kamu mengikuti keinginan (hawa) mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah”.
QS. Ar-Ra’d(13):36-37

“Dia-lah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.  Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik dan mereka bergembira (farihuu) karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdo’a kepada Allah dengan mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya semata-mata, (mereka berkata): “Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur”.
QS. Yunus(10):22

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka.  Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira (farihun) dengan apa yang telah diberikan kepada mereka.  Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”.
QS. Al-An’aam(6);44

“Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya, dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: “Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi berperang) dan mereka berpaling dengan rasa gembira (farihun)”.
QS. At-Taubah(9):50

“Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang (farihu) dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokan itu”.
QS. Al-Mu’min(40):83

“Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat.  (ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga (tafroh), sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri (farihiin)”.
QS. Al-Qashash(28):76

“Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira (farihu) dengan rahmat itu.  Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa”.
QS. Ar-Ruum(30):36

“Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: “Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku”.  Sesungguhnya dia sangat gembira (farihun) lagi bangga”.
QS. Huud(11):10

Kesimpulan:
Farihun adalah senang, gembira, bangga dengan apa yang dimilikinya (Ilmu, Harta, Aturan, Kondisi) sehingga tidak berpaling dari hal tersebut. 
Pernyataan:
Jadikanlah Al-Qur'an dan Sunnah Nabi yang selalu kita sajikan (tampilkan) dalam kehidupan kita, baik perkataan, tulisan, perbuatan, dan seluruh aktifitas diri kita, lahir dan batin.

Perhatikanlah dengan seksama tentang Shibghah Allah: QS. Al-Baqarah(2):130-141

"Jadikanlah setiap langkah kita diwarnai oleh Allah sampai akhir hayat dengan cara mengikuti keteladanan Muhammad Rasulullah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar